CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 20 Februari 2012

Sad Ending Untuk Kedua Kalinya

Novel "Sunshine Becomes You" karangan Ilana Tan baru saja terbit bulan lalu tahun ini. Aku tau jika banyak orang yang tau tentang hal ini, dan mereka akan berfikir bahwa aku tidak perlu mengatakannya. Tapi, oke, biarkan aku mengatakannya dari mulutku sendiri untuk mereka semua. Novel itu baru saja meluncur di gramedia beberapa minggu yang lalu, di wilayah kota yang aku tinggali ini. Begitu aku sudah mendapatkan novel itu, tentu saja aku langsung membacanya karena aku sudah menunggunya lama. Tentu saja aku menunggunya, karena aku selalu mencari informasi tentang novel karya Ilana Tan. Di dalam novel "Sunshine Becomes You" ada banyak hal yang membuatku merasakan sesuatu yang tidak bisa aku nyatakan dalam satu ataupun dalam dua kata. Jadi, mungkin lebih baik aku jelaskan secara detail di sini.

Sekitar beberapa minggu yang lalu, aku pergi ke gramedia bersama salah seorang temanku. Aku berniat membeli hadiah untuk seseorang yang sudah aku anggap adikku sejak kecil. Tentu saja aku tidak ragu untuk membelikannya sebuah novel *entahlah bisa dikatakan novel atau tidak*, karena ia senang dengan buku KKPK (Kecil Kecil Punya Karya).

Begitu terkejutnya aku dengan apa yang aku liat pertama kali setelah aku masuk ke gramedia. Ya, aku melihat kumpulan novel yang akhir-akhir ini sedang aku tunggu-tunggu telah tertata rapi di sana. Tentu saja aku langsung menghampirinya dan sampai-sampai aku sudah tidak tau kabar tasku yang secara otomatis aku serahkan kepada temanku untuk dititipkan di penitipan  barang. Histeris sekali bukan?

Di saat aku memutuskan untuk menghampiri kumpulan buku KKPK, aku bingung. Selain bingung mau memilih buku KKPK yang mana, aku juga bingung "enaknya beli novel gak ya". Dan yang lebih bikin aku pusing, temenku juga nggak bisa nentuin yang mana, katanya sih "terserah kamu aja, itu kan uangmu". Yayaya, oke, bisa juga dibilang pasrah. Dan, yaahh, dengan sangat terpaksa, aku lebih memilih untuk membeli novel, dan memutuskan untuk memebeli hadiah di lain hari nanti.

Oke, di awal aku sangat sangat berharap, aku tidak akan menyesal sampai di rumah karena telah memtuskan apa yang telah aku putuskan. Dan terbukti, aku sama sekali tidak menyesal karena aku sangat senang atas keputusanku. Sangat puas. Maka, dengan senang hati aku membacanya dengan tekun.

Sampai di hari esok, aku sama sekali tidak menemukan tanda-tanda kecewa pada diriku sendiri. "Syukurlah" pikirku. Aku sangat menikmati hari-hariku menghabiskan waktu membaca novel.

Di hari ketiga...
Aku sangat penasaran, bagaimana akhir ceritanya dan kenyataannya aku belum selesai membacanya. Karena banyak godaan untuk mengintip sedikit halaman terakhir, aku pun melakukannya. Beberapa detik kemudian, aku terkejut! "Benarkah seperti itu? Semoga tidak mengecewakan. Semoga saja apa yang aku pikirkan tidak terjadi. Amin" kataku dalam hati. Selalu saja pikiranku melantur ke hal-hal yang negatif. Dan karena tidak ingin hal negatif itu benar-benar terjadi, aku pun meyakinkan diriku sendiri bahwa hal itu tidak akan terjadi. Maka, aku pun  melanjutkan membaca dengan senang hati.

Namun.. Tidak lama kemudian, aku mengerutkan kening. Aku mulai berharap tisu tersedia di sampingku saat itu juga. Terus, terus, dan terus membaca, dadaku pun lama-kelamaan terasa berat. Dan ya, hal negatif yang aku pikirkan beberapa jam yang lalu tadi, terjadilah sudah tanpa ijin kepadaku. Sad ending. Oke, aku merasa kecewa? Menyesal? Atau sedih? Yap, benar, aku sangat sedih, sangat sangat sedih. Bahkan kesedihanku itu selalu terbawa berhari-hari. Bagaimana tidak? Aku slalu merasakan hal seperti itu setiap kali aku membaca novel sad ending. Aku selalu berharap novel yang aku baca adalah novel happy ending, karena jika tidak, sama saja aku menjatuhkan diriku sendiri dalam kegalauan.  Dan, novel Ilana Tan, sad ending lagi untuk kedua kalinya. Tapi, baiklah, tidak apa-apa. Aku tidak akan pernah menyesal membeli novel itu. Aku pecinta novel-novel karangannya. Maka, aku bisa mengerti..

Walaupun begitu, aku berharap semoga novel karangan Ilana selanjutnya, lebih hebat dari yang sebelum-sebelumnya. Sungguh aku sangat menghargainya. "Fighting for Ilana Tan!"




0 komentar:

Posting Komentar